Belakangan ini saya sering comment2an sama teman2 semasa SMP di pesantren Darul Arqam Garut dulu, dan omongannya gak jauh seputar masalah anak.. (bener-bener ya time flies.. dulu omongannya masih keceng-kecengan, skr udah gmn cara ngatasin anak diare, tetangga usil, milestone dsb). Salah satu topik yang dibahas kemaren adalah masalah Late Boomer singkatnya late boomer ini adalah satu keadaan dimana tumbuh kembang anak telat, misal telat jalan, telat ngomong, BB yang gak naik-naik dsb. Sepertinya ini topik yang sensi ya buat para mommy including me, secara riduh sekarang udah jalan 13 bulan tapi dia masih anteng dengan merangkaknya, giginya baru dua (gigi bawah), dan BB yang belum juga menyentuh 9kg alias masih anteng di kisaran 8-8.5kg sahajah. Sejarah mencatat bahwa albert einstein dan thomas alfa edison termasuk anak yang late boomer juga dulunya, jadi ya dont worry lah klo melihat milestone anak kita yang tidak atau kurang sesuai ama tuntunan milestone yang ada saat ini, sejauh kitanya tetap memberikan rangsangan ato stimulasi baik fisik atopun psikis mereka, selain itu penting juga kita berpikiran positif mengenai milestone anak kita (positif yang cerdas alias positif tapi selalu siaga kalau memang ada kelainan). Melihat milestone riduh sih saya tidak kuatir terlalu banyak (berarti pernah ada donk? yaiyalahh masalah gigi bikin cenat cenut tuh dulu) karena saya selalu berusaha untuk meberikan sugesti positif untuk riduh agar riduh kelak tumbuh menjadi anak yang selalu yakin akan diri sendiri dan selalu berfikiran positif juga. Amiin. Nah masalah muncul ketika kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar, so far sih saya tidak kenal tetangga alias jarang kongkow ama tetangga karena gak kenal itu 😀 jadi saya tidak mengalami masalah berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah tapi masalah yang saya alami ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar keluarga such as my mother, sister, in laws dengan masalah yang sama yaitu kadang-kadang mereka usil dengan apa yang terjadi pada riduh atau dengan apapun yang saya lakukan untuk riduh. Ambil contoh tadi pagi saya lagi membuat puding roti untuk riduh yang isinya roti 2slice, buah naga, buah naga, buah pir, susu uht, keju, meses kebetulan ada kakak sulung saya saat itu di rumah, kemudian dia berkomentar
klo gak jadi profesor mah keterlaluan aja nih riduh
hummm awalnya sih saya cuekin aja gak mau diambil pusing, tapi lama-lama klo berkali2 diomongin hal yang sama jengah juga ya, karna selain berbicara seperti itu kakak saya juga sambil membandingkan dengan anaknya yang katanya makannya gak neko-neko tp ttp bisa membanggakan (mungkin pinter maksudnya) saya sih tidak mau berkomentar banyak, takut mulut saya pedas nanti ada perang saudara lagi heuheu tapi dibelain ama kakak saya yang nomer 8 sih 😀 . Saya berfikir suka kasihan juga ya sama orang-orang yang berfikiran saya memberi riduh makanan keju, susu, roti, buah2an atau dengan kata lain saya memperhatikan asupan makanan riduh demi untuk riduh menjadi profesor (tapi klo ditakdirkan jadi profesor sih Alhamdulillah, gak nolak).. karena jujur bukan itu alasan saya memprioritaskan urusan asupan riduh, tapi alasan utama saya adalah karena riduh anak saya dan saya sayang riduh (banget!!) sehingga saking sayangnya saya sama riduh maka saya ingin memberikan semua yang terbaik yang bisa saya berikan untuk riduh, masalah riduh nantinya jadi profesor ato tidak, saya rasa tidak melulu itu urusan makanan yang saya beri ketika dia balita, tapi masih banyak parameter lainnya seperti bagaimana saya mendidik dan memberi stimulasi bagi riduh sehingga riduh mempunya bekal yang cukup untuk menjadi seorang profesor kelak. Satu yang saya harapkan dari riduh yang juga merupakan bagian dari doa-doa yang saya panjatkan untuk riduh adalah riduh menjadi anak Shalehah karena sesungguhnya itulah yang akan menjadi salah satu bekal saya di akhirat nanti. Ada juga nih kalau saya lagi main ke rumah in laws saya, sering saya dengar omongan
riduh udah satu tahun koq belum jalan ya? gigi juga baru dua, ngomong juga belom lancar2 amat
Wah kalau masalah yang satu ini, saya juga malas berkomentar, karena saya selalu meyakini milestone setiap anak itu unik, dan saya yakin juga riduh pasti bisa mengejar ketertinggalannya disaat yang tepat untuk riduh dan satu yang pasti saya sangat yakin riduh itu anak yang normal, meski diusia 1 tahun dia belum jalan, gigi baru dua, ngomong belum lancar apapun itu riduh tak tergantikan dihati saya (gak nyambung). Kenapa ya membanding-bandingkan ini menjadi budaya? ya bukan berarti saya tidak suka membanding-bandingkan juga tapi mbok ya membanding-bandingkannya juga jangan sering-sering gitu loh bikin orang mengumpat dalam hati gitu lohhh kan gak baik itu… ya pokoknya mau riduh dikata orang apapun saya tetap sayang riduh, mau riduh udah gedenya gak jadi profesor, lancar jalannya telat, giginya telat, ngomong telat yang penting semua itu suatu saat akan dimiliki oleh riduh (riduh bisa jalan dengan gigi lengkap dan bisa diajak ngobrol dua arah). Bagaimanapun perkembangan riduh kedepannya yang saya lakukan saat ini sebagai seorang ibu hanyalah sebagai ikhtiar saya sebagai orang ibu untuk memberikan haknya riduh sebagai anak yaitu mendapatkan kasih sayang, pendidikan, sandang, pangan, papan yang layak.. dengan harapan riduh kelak menjadi anak shalehah yang bisa membanggakan orangtuanya… apapun profesimu kelak ya nak…